Sunday, June 15, 2014

Tips Membuat Judul Cerita - Tips Dari Nenek - Klinik Cerita - Bobo Online

Tips Membuat Judul Cerita - Tips Dari Nenek - Klinik Cerita - Bobo Online

Ketika akan masuk toko, pasti kamu mengintip barang di etalase. Begitu juga dengan cerita. Sebelum membaca isi cerita, pasti pembaca akan melihat judulnya dulu. Kalau menarik, pembaca masuk. Kalau tidak menarik, lewat, deh! Nah, Nenek punya beberapa tips membuat judul cerita .
1.   Jangan Menceritakan Isi dalam Judul.
Apa yang kamu bayangkan ketika membaca judul sebuah cerpen “Akhirnya Adik Tidak Nakal Lagi”? Pasti yang terbayang adalah cerita tentang seorang adik yang sering berbuat nakal pada kakaknya. Karena sesuatu hal, si adik sadar, kemudian tidak lagi berbuat nakal pada kakaknya. Enggak seru, kan, kalau kita bisa menebak isi ceritanya?
2.   Bikin Pembaca Penasaran.
Pasti akan berbeda ketika kamu membaca judul cerpen yang lain, misalnya “Roket Meleset”. Apa yang terpikir? Judulnya lucu? Kenapa ada roket bisa meleset? Lalu, kamu pun penasaran untuk membaca cerpen itu!
Membuat Judul Cerita
3.   Sesuai dengan Isi Cerita.
Eits, namun, bukan berarti kita bisa sembarangan membuat judul dengan kata yang aneh-aneh, lo! Meskipun mengandung kata unik dan bombastis, judul harus tetap sesuai dengan isi ceritamu. Kalau judulnya Roket Meleset, ceritanya juga harus tentang roket yang meleset. Entah apanya yang meleset, itu terserah kamu sebagai pembuat cerita.
4.   Bebas Memilih Waktu.
Kamu bebas membuat judul sebelum atau sesudah menulis cerita. Kalau lebih mudah untukmu membuat judul dahulu baru menulis isi ceritanya, silakan. Tetapi, tidak salah juga kalau kamu lebih suka untuk menulis cerita, kemudian membuat judulnya belakangan.
Judul Cerita
5.   Buatlah Alternatif.
Jika kamu ingin belajar membuat judul yang menarik, cobalah membuat beberapa pilihan judul. Kamu boleh menulis lima, delapan, atau sepuluh judul untuk satu ceritamu. Rasa-rasakan, mana di antara pilihan judul itu yang paling pas.
Nah, selamat mencoba, ya! ^_^
Sumber foto: dok. Bobo, philippawerry.blogspot.com, giftgenies.com

Thursday, June 5, 2014

ANAK AYAM LAGI



          “Tumben ada anak ayam di sini,” kata Giana sambil menunjuk dua anak ayam berbulu kuning yang berjalan di tepi sungai.
            “Eh, jangan diganggu. Nanti emaknya…,” kata Hatie.
            “Emaknya?” potong Giana cepat. Induknya kaliiii.”
            “Iya, induknya,” kata Hatie mengoreksi. “Induknya nanti marah.”
            “Tapi mana induknya?” Giana meletakkan tangkai pancingnya dan berdiri. Badannya berputar-putar melihat ke sekeliling. “Enggak ada induk ayam.”
            Hatie menarik mata kail dari sungai. Ia kemudian berdiri di dekat Giana. Ia juga mencari induk ayam. Telapak tangannya diletakkan di atas alis untuk menghalangi cahaya matahari ke mata. “Eh, iya,” kata Hatie.
“Ini pasti anak ayam yang tertinggal dari induknya.”
“Punya siapa, ya?” tanya Hatie.
            “Itu pasti anak ayamnya Bu Fitri,” tebak Giana.
            “Tahu darimana?”
            “Yang punya peternakan ayam di sekitar sini kan hanya Bu Fitri,” jawab Giana. “Lagian, aku pernah lihat anak ayam Bu Fitri berbulu kuning.”
            Hatie tertawa. “Warna anak ayam memang banyak yang seperti itu. Belum ada anak ayam yang berwarna hijau atau ungu.”
            “Kita tangkap, yuk?” ajak Giana sambil membereskan peralatan mancingnya.
            Hatie menatap Giana dengan heran. “Buat apa?” Selengkapnya baca di ...
           



Judul: Anak Ayam Lagi
Penulis: Erna Fitrini
Majalah: Bobo 07  Tahun XLII 22 Mei 2014